Tuesday, February 16, 2016

Tokoh Yang Membuat Saya Semakin Yakin Akan Hebatnya Sebuah " Impian Terdalam " !


Sebagai pemuda yang dilahirkan di era Informasi dan tumbuh dewasa di tahun millenium, rasa-rasanya wajar jika hanya mengagumi sosok Bill Gates dan Mark Zuckerberg yang kaya raya dan dermawan.

Di saat tak sengaja membaca kisah seorang Henry Ford, kekaguman saya akan seorang tokoh revolusioner ini semakin bertambah dan menjadikan pondasi yang amat kokoh bahwa " kekuatan Impian " mampu mengalahkan segala rintangan.

Di kesempatan kali ini, saya akan menceritakan kembali kisah hidup Henry Ford secara garis besar tanpa mengurangi momen-momen penting dalam hidupnya.

Henry Ford adalah seorang yang memiliki impian sangat besar. Ia menyatakan “ Rahasia kehidupan yang sukses adalah menemukan untuk tugas apakah Anda dilahirkan, lalu mengerjakannya. “

Impian Ford bertumbuh dari ketertarikannya dalam segala hal yang bersifat mekanis. Sejak masih kecil Ford sangat tertarik untuk mempelajari dan mengutak-atik mesin. Ia mengajari dirinya sendiri mengenai mesin uap, jam , dan mesin pembakaran. Ia bepergian ke pinggiran kota untuk melakukan reparasi tanpa menerima bayaran sehingga dengan demikian ia bisa mengutak-atik mesin. Ia menjadi montir dan tukang jam. Ia bahkan bekerja sebagai insinyur untuk Detroit Edison Company pada malam hari.

Ford menjadi sangat tertarik dengan konsep mobil dan ia mencurahkan perhatiannya lebih banyak lagi pada hal ini. Pada tahun 1986, ia membuat mobil pertamanya dalam sebuah gudang di belakang rumahnya. Setelah itu ia terus memikirkan cara untuk memperbaiki usaha pertamanya. Ia mempelajari pekerjaan pembuat mobil lainnya, termasuk pekerjaan Ransom E. Olds, yang membuat Oldsmobile pertama pada tahun 1900.

Dari kecintaannya pada mesin dan intrik selama berkembangnya mobil, impian Ford pun bertumbuh : menciptakan mobil yang tidak mahal dan bisa diproduksi secara massal. Hingga saat itu, kereta jenis baru yang tidak lagi ditarik oleh kuda adalah barang yang sangat mahal. Kendaraan ini hanya bisa dibeli oleh orang kaya saja. Namun Ford berketetapan agar mobil bisa dimiliki oleh orang yang biasa-biasa saja.

Pada tahun 1899 ia membantu di Detroit Motor Company. Ketika atasannya menertawakan idenya mengenai memproduksi produk mereka dengan harga yang tidak mahal sehingga bisa dijual pada orang banyak, ia meninggalkan perusahaan itu. Ia memegang teguh impiannya. Usahanya pun akhirnya membuahkan hasil.

Pada tahun 1903, ia mendirikan The Ford Motor Company dan mulai memproduksi Model T. Pada tahun pertama, perusahaannya hanya memrpoduksi kurang dari 6.000 unit mobil. Namun delapan tahun kemudian, mereka memproduksi lebih dari 500.000 unit. Mereka juga berhasil megurangi harga jual awal mereka dari $850 menjadi $360.

Impian Ford pun menjadi realita. Ford telah disebut sebagai orang jenius dan berhasil menciptakan konsep lini perakitan dan produksi massal. Namun, apapun yang terjadi, aset terbesarnya adalah impiannya dan kesediaannya untuk mencurahkan diri pada impian itu.
Impian bisa mewujudkan banyak hal bagi kita.

Tuesday, February 9, 2016

Prinsip Sukses Tempo Doeloe Yang Harus Diruntuhkan ! ( Bag 2 )



Di era konseptual ini, sebuah perubahan yang awal dulu memerlukan waktu sampai sepuluh tahunan kini hanya perlu waktu bulanan. Coba pikirkan ini : diperlukan waktu 50 tahun untuk pita kaset menggantikan piringan hitam. Lalu butuh kurang dari 10 tahun untuk compact disc menggantikan pita kaset. Segera setelah itu, perlu waktu kurang dari 5 tahun untuk mini disc muncul di pasaran. Kini, kurang dari 3 tahun kemudian, MP3 menjadikan semua yang lain benar-benar ketinggalan.

Menurut pendapat Adam Khoo ( pengusaha milyuner dan trainer terkenal ) bahwa Ekonomi Baru begitu dinamis sehingga 80% yang Anda pelajari di sekolah akan menjadi ketinggalan zaman pada waktu Anda lulus sekolah. Tentu Anda bertanya, mengapa saya menuliskan statement di atas ? jawabannya adalah karena saya bukan pengagum fanatik dari pendidikan formal. hehe,. Menurut saya, faktor yang menjadi penentu kesuksesan seseorang di zaman ini adalah ketekunan, kerja keras, pengalaman, konsisten, dan rasa “ingin tahu yang tinggi”. Bidangnya bisa apa aja, dari mulai ketekunan mempelajari ilmu menjahit, ilmu masakan, atau bahkan ilmu mendaur ulang. 30% dari jenis pekerjaan, produk, dan jasa yang beredar saat ini dan telah dianggap biasa, belum ada saat 10 tahun yang lalu.
Siapa yang pernah mendengar tentang posisi “ Social Media Marketing “, “ Web Designer “ , “ Digital Sales “ di awal tahun 1990-an ?
Di zaman sekarang ini, ada ratusan kali lebih banyak jutawan dan lebih banyak miliuner dibanding dengan puluhan tahun silam. Tidak seperti dahulu ketika sebagian besar dari mereka berusia 50-an, para miliuner kini berusia 30-an.

Dewasa ini dengan memiliki ide inovatif, Anda dapat menjadi pemilik perusahaan bernilai satu miliar dolar dalam waktu kurang dari 10 tahun. Coba lihat Amazon.com, E-bay, Oracle, atau Facebook.
Sebagian dari orang yang menggerakkan dan mengguncang dunia ekonomi baru adalah orang-orang yang putus sekolah dan mempekerjakan ‘para professor’ untuk menjalankan bisnis mereka. Bill Gates ( Microsoft ), Oracle ( Larry Ellison ), Mark Zuckerberg ( Facebook ), & Richard Branson ( Virgin Group ) tidak pernah menyelesaikan sekolah mereka.

Mereka yang paling sukses di dunia ekonomi baru tidak selalu harus orang dengan IQ tertinggi atau mempunyai gelar akademis paling banyak. Yang paling sukses adalah mereka yang menunjukkan pola-pola keunggulan tertentu ( kemampuan untuk mengendalikan sumber daya pikiran & mampu mengeluarkan kekuatan pribadi ).

Monday, February 1, 2016

Prinsip Sukses “ Tempo Doeloe ” Yang Harus Diruntuhkan !


Sebelum memasuki topik mengenai Pola Pikir Sukses “ Tempo Doeloe “, saya akan coba sekilas menggambarkan tentang perubahan zaman dari waktu ke waktu. Perubahan mengenai bagaimana cara manusia memperoleh kekayaan dan kejayaan. Cara manusia menghasilkan uang di era tahun 2000an tentu sangat berbeda dengan cara menghasilkan uang pada tahun 1990an.
Berikut ini urutan perubahan era yang terjadi di dunia :

1. Era Agraris
-------------------
Sebelum tahun 1942 manusia hidup dalam era agraris. Di era ini, orang yang paling sukses dan kaya adalah orang yang memiliki banyak peternakan dan perkebunan. Bagi mereka yang dilahirkan dalam keluarga kasta miskin, maka seumur hidup mereka akan menjadi golongan kasta miskin kecuali menikah dengan kasta kaya. Dalam era ini manusia sepenuhnya bergantung pada sumber daya alam.

2. Era Industri
--------------------
Tahun 1942 saat mesin uap pertama kali ditemukan merupakan awal dari revolusi industri. Dalam era industri, orang yang paling kaya adalah orang yang memiliki pendidikan tinggi. Jika ingin dikerucutkan lagi, orang-orang yang berpeluang sukses besar adalah orang-orang yang ahli dibidang eksak dan ilmu pasti ( ilmu-ilmu yang ada di Jurusan IPA jam sekarang.hehe., ). Dalam era industri, IQ menjadi penentu utama dalam keberhasilan.
Tokoh Sukses di Era Industri :
Henry Ford ( 1863 – 1974 )
Beliau menghasilkan $ 1 Miliar pertamanya dalam 25 tahun perjalanan bisnis.



3. Era Informasi
---------------------
Runtuhnya tembok Berlin di Jerman tahun 1989 menjadi tanda berakhirnya era industri dan awal dari era informasi. Dalam era ini, pendidikan formal tinggi bukanlah satu-satunya jalan untuk meraih kesuksesan. Orang yang paling sukses adalah orang yang bisa mengakses dan memanfaatkan paling banyak informasi. Internet merupakan media yang populer untuk mengakses sebanyak-banyaknya informasi. Dalam era ini banyak bermunculan miliarder muda dari bisnis internet.
Tokoh Sukses di Era Informasi :
Mark Zuckerberg ( 1984 – sekarang )
Beliau menghasilkan $1 Miliar pertamanya kurang dari 10 tahun perjalanan bisnis.










4. Era Konseptual
----------------------
Di era konseptual, orang yang berhasil adalah orang yang memiliki konsep unik, bahkan kadang agak “aneh”. Rata-rata mereka adalah pemikir yang dominan menggunakan otak kanan. Otak yang bertanggung jawab terhadap area kreativitas dan imajinasi. Jika para pengguna otak kanan ini hidup di zaman era Industri, bisa jadi mereka akan masuk dalam golongan orang-orang lemah. Karena pada saat itu, faktor yang menjadi penentu kesuksesan adalah kepintaran di bidang ilmu pasti.
Tokoh Sukses di Era Konseptual : ( Kali ini berasal dari tanah air Indonesia )
Ghani Fatahilah ( Pemuda Bandung, usia 26 tahun )
Pekerjaan : tester food dan pemberi rekomendasi tempat-tempat kuliner terbaik melalui Twitter
Penghasilan : 70 Juta / bulan ( menurut media elektronik tahun 2015 )












Para pembaca yang budiman, pernahkah terbesit dalam benak Anda bahwa di era konseptual ini, seseorang bisa mendapatkan kesuksesan besar melalui ide-ide orisinil yang unik dan tergolong simpel ? Seperti seorang Ghani Fatahilah yang memilih karir sebagai tester food karena didasarkan pada hobbynya yang gemar mencoba segala macam makanan yang tersedia di restoran-restoran Bandung. Ghani tidak memerlukan ilmu formal yang tinggi untuk mendapatkan pundi pundi uang, hanya butuh ketajaman lidah dalam mencicipi makanan.

Apa yang saya coba sampaikan disini adalah, bahwa sudah tidak jamannya lagi orang-orang ( khususnya di Indonesia ) memandang bahwa suatu ilmu formal di tingkat sekolah / universitas jauh lebih hebat dan berbobot dibanding ilmu yang lain. Jika kembali ke era tahun 1990-an, kita sering mendengar ungkapan-ungkapan seperti ini :
- Kelak kamu masuk SMA, pilih jurusan IPA ya jangan jurusan yang lain. Kalau pilih IPS / Bahasa, nanti susah dapat kerja
- Kalau nanti kuliah, ambil jurusan kedokteran, Ekonomi, atau arsitek saja. Karena kalau pilih jurusan yang lain, nanti gajimu kecil.
- Kalau nanti lulus Sarjana, segera lanjut ke jenjang Mater ya. Supaya gajimu nanti cepat naik.
- Kalau nanti kerja, usahakan masuk PNS atau BUMN saja ya, agar penghasilan dan kehidupan kamu terjamin. ( mereka yang berpendapat seperti ini, sesungguhnya tidak mengetahui bahwa bekerja di perusahaan asing bisa lebih “menjamin” sampai berkali-kali lipat. Hehehe.. )
Paradigma inilah yang harus diubah. Zaman di era sekarang tidak lagi mendewakan ijazah formal sebagai satu-satunya tolak ukur kesuksesan. Saya memiliki seorang teman yang pendidikan akhirnya hanya sampai jenjang D3, namun penghasilan perbulannya bisa mengalahkan beberapa teman saya yang lain yang sudah memiliki gelar Sarjana. Alasannya sederhana, yaitu dia memiliki keahlian, kecakapan, dan pengalaman kerja yang sangat dibutuhkan di dunia kerja.

Lalu bagaimana kuncinya agar bisa meraih sukses besar ? Mudah !!
1. Carilah “ Sesuatu “ yang paling kamu sukai untuk ditekuni. “Sesuatu” ini bisa berawal dari hobi, atau dari ilmu tertentu.
2. Perdalam ilmu tersebut secara konsisten, setidaknya selama 10.000 jam ( ada yang beranggapan selama 4 tahun pembelajaran di satu fokus ilmu )
3. Yakinkan dalam hati dan pikiran bahwa kelak ilmu yang Anda pelajari pasti berguna di dunia luar.


Temukan " NmN " di Usia 26 Tahun,. Saya MALU !!!

Ketika kami memutuskan menikah di 2012, saya membebaskan segala kegiatan positif istri dengan hanya mengajukan satu syarat saja : “ please, ...